Kamis, 28 Mei 2009

Iran Menindak Tegas Facebook


Facebook sudah berdiri sejak tahun 2004, tapi terutama populer sejak kemenangan Barack Obama dalam pilpres Amerika Serikat

Perro de Jong

Iran mencabut larangan jejaring sosial Facebook. Akhir pekan silam, otoritas negeri Islam itu memblokir situs jaringan sosial populer ini. Bagi rezim yang suka mengambil tindakan keras, situs-situs seperti Facebook relatif mudah dijadikan sasaran.

Facebook sudah berdiri sejak tahun 2004, tapi terutama populer sejak kemenangan Barack Obama dalam pilpres Amerika Serikat. Berkat Facebook dan jaringan sosial serupa, Obama bisa langsung menyapa pemilih Amerika, kata pakar internet dan kolumnis Vincent Everts.

Obama misalnya berhasil mengumpulkan lebih banyak dana ketimbang pesaingnya yang lebih kaya.

Tempat berkumpul

Menurut Everts jaringan sosial kini menjadi semacam tempat berkumpul digital. Orang bisa bersama membahas hal-hal yang dianggap penting. Gossip terbaru, tapi juga isu-isu politik.

Bahwa hal ini tidak bisa diterima semua orang, terbukti di Kolombia. Pihak berwenang memperingatkan bahwa kelompok-kelompok bersenjata menyalahgunakan Facebook untuk mengumpulkan informasi tentang orang-orang yang bisa menjadi sasaran penculikan.

Sementara itu di Indonesia, sekitar 700 ulama berusaha mengatur penggunaan Facebook melalui "fatwa". Menurut para ulama ini tindakan tersebut perlu diambil karena Facebook disalahgunakan untuk tujuan pornografi dan perbuatan-perbuatan maksiat lainnya.

Pemilu

Juga pihak berwenang Iran semula mempermasalahkan Facebook di segi moral. Karena itu, situs tersebut diblokir hingga awal tahun ini. Tapi setelah tindakan itu dicabut, lebih dari 150 ribu warga Iran langsung menjadi anggota.

Kembali diblokirnya Facebook akhir pekan silam, tidak ada kaitannya dengan alasan moral, ujar seorang warga Iran yang bekerja bagi organisasi bantuan di London.

"Dalam beberapa pekan mendatang, Iran menggelar pemilu. Jadi orang berusaha mencari-cari informasi tentang para calon. Terutama tentang Mousavi dan kampanyenya. Jadi mungkin inilah alasan mengapa Facebook kembali diblokir."

Kampanye Mousavi yang dikenal pendukung reformasi, secara sistematis tidak tidak disorot media Iran. Itu mengapa ia kemudian lari ke situs populer Facebook.

Kelemahan

Tapi menurut pakar internet Vincent Everts, jika dibanding dengan penyebaran teks-teks kritis misalnya, jangkauan luas jaringan-jaringan sosial ini sekaligus kelemahan mereka.

"Jika orang bilang, saya menentang ini dengan alasan ini, maka artikel itu langsung dikopi di 40 sampai 50 blog. Pemerintah sulit sekali menghentikan perkembangan itu. Tapi tempat anda dan teman-teman anda bisa berdiskusi tentang pelbagai hal yang anda anggap penting, tempat itu sangat sedikit."

Kalau rezim menutup situs tersebut, sangat sulit berpindah ke situs lain, katanya. "Tidak mudah untuk mengkopi seluruh data sahabat-sahabat anda ke situs lain itu."

Tindakan keras

Tapi, kata Everts, Iran belum begitu tahu segala seluk-beluk sensor diktatorial.

"Cina tidak langsung memblokir Facebook, tapi misalnya menutup hanya satu halaman saja yang memuat profil orang bersangkutan. Atau hanya halaman yang berisi kata-kata tertentu. Kalau memblokir seluruh Facebook, yang juga dipakai untuk mendownload musik atau urusan keluarga, maka itu tindakan sangat kasar."

Rezim Iran tahu pentingnya Facebook, ujarnya, tapi mereka belum tahu bagaimana harus menghadapi perkembangan ini, seperti yang dilakukan Cina. Iran memilih bertindak keras.

Pintu belakang

Menurut staf Iran yang tinggal di London, yang tidak ingin disebut namanya, penerapan metoda-metoda primitif macam itu punya satu keuntungan: sangat mudah dihindar.

Ketika Facebook resmi diblokir, kabar dari tanah airnya tetap beraliran masuk, sama seperti sebelum ditutup, katanya. Baru ketika keluarga dan kenalannya di Iran mulai mengirimnya instruksi bagaimana bisa masuk Facebook melalui cara lain, ia tahu ada sesuatu yang tidak beres di sana.

Tidak jelas apakah pintu belakang itu mungkin menjadi alasan mengapa Teheran, setelah satu setengah pekan, mencabut larangan Facebook.(rnw)

1 Comment:

Adi Hendro said...

saya setuju dengan tindakan pemerintah iran,,, facebook merupkn mesin penghancur bagi saudara kita di palestina,,,,

blogger templates | Make Money Online