Minggu, 07 Juni 2009

::: KAJIAN LEPAS ::: - AYAT-AYAT MUTASYABIHAT -

SEPUTAR BAHASA AL QUR'AN

Ada anggapan bahwa Al quran itu bukan Bahasa Arab biasa, maka dalam penerjemahan dan pemahamannya tidak bisa menggunakan kaidah Bahasa Arab yang biasa.

Anggapan seperti ini pernah penulis dengar dari beberapa orang yang ternyata dari satu “aliran” atau kelompok tertentu, yang dalam penerjemahan Al Quran saja sudah banyak yang aneh-aneh dan membingungkan, belum lagi penafsirannya.

Sehubungan dengan pandangan seperti itu, mari kita cermati beberapa ayat Al Quran berikut ini :

"Dan tidaklah kami mengutus seorang Rosulpun melainkan dengan bahasa kaumnya, agar ia memberi penjelasan kepada mereka". (Ibrahim : 4)

"Dan demikianlah kami wahyukan kepadamu Al Quran dalam Bahasa Arab, agar kamu dapat memberi peringatan kepada warga kota ini (Mekah) dan orang-orang di sekitarnya". (Asy Syuro : 7)

"Dan sesungguhnya Al Quran itu benar-benar terbitan Tuhan Semesta Alam. Diturunkan oleh Arruh Al Amin, ke dalam hatimu, agar kamu menjadi salah seorang pemberi peringatan, dengan Bahasa Arab yang jelas". (Asy Syu’aro: 192 - 195)


Dari ketiga ayat-ayat diatas, kita bisa mendapat keterangan tentang “Bahasa Arab jenis apakah Al Quran itu ?”

1. Al Quran adalah “bahasa kaumnya” (masyakat Arab) karena Allah tak pernah mengutus seorang rosul pun melainkan dengan bahasa Kaumnya, bukan bahasa yang asing bagi mereka.

2. Dipilihnya Bahasa Arab untuk Al Quran, dengan maksud agar Rosul (Muhammad) dapat mengingatkan orang-orang Mekkah dan sekitarnya. Dengan demikian, bahasa Al Quran itu adalah “bahasanya orang Mekkah”

3. Al Quran dalam bahasa Arab yang jelas. Maka tak perlu macam-macam dalam penerjemahannya. Allah tak pernah salah memilih kata-kata, sehingga tak ada siapapun yang berhak mengubah atau memalingkan penerjemahan Al Quran dari bahasa Arab, atau menukarnya dengan kata yang maknanya lain.

Adapun amat berbedanya bahasa Al Quran dengan bahasa percakapan Bangsa Arab, itu karena ketinggian nilai susastra dan keindahan bahasa Al Quran, bukan karena perbedaan “jenis bahasanya”.

Yang diperlukan hanyalah, menolong orang-orang yang tidak mengerti Bahasa Arab, dengan jalan menerjemahkan ke dalam bahasa mereka, dan mengingatkan mereka yang masih lengah atau kurang awas terhadap ayat-ayat Allah yang sebenarnya sudah sangat jelas.

"Maka ingatkatkanlah (sadarkanlah), sesungguhnya kamu hanyalah yang mengingatkan". (Al Ghosyiyah : 21)

Ibarat menolong orang yang penglihatannya rabun agar bisa membaca tulisan, bukan dengan jalan membuat tulisan itu menjadi lebih jelas, karena persoalannya bukan di situ, melainkan dengan memberinya kacamata dengan lensa min atau plus, karena matanya itulah yang bermasalah, dan bukan tulisannya.

Dengan demikian jika Al Quran sudah dibacakan namun sulit masuk ke dalam hati (hatilah yang menjadi sasaran Al Quran, bukan otak), maka hatinyalah yang bermasalah, bukan Al Qurannya.

"Di hati mereka ada penyakit …". (Al Baqoroh: 10)


Menyingkap Penyalah Artian Wahyu

Beberapa minggu yang lalu media masa ramai memberitakan tentang harokah Islam dengan nama Alqiyadah Al Islamiyah, yang kemudian distempel "Sesat" oleh MUI. Sebetulnya hiruk pikuknya sendiri dimulai oleh gerahnya beberapa "orang yang mengaku" Habib serta para pengkultusnya.
Dengan gayanya yang anarkis dan "seram" mereka memaksa jajaran Polisi untuk menangkap para pentolan dan pengikut Alqiyadah ini. Bahkan disertai dengan ancaman "7 x 24 jam bila Polisi tak bertindak, kami akan menyerang". Wuiiihh.. hebat !
Pak Polisi pun tentu enggak mau ada pertikaian berdarah antar orang sipil. So, mereka bertindak menangkapi Alqiyadah.

MUI juga sebagai Penguasa Agama di negara tercinta ini merasa punya hak untuk memberi stempel SESAT pada kalangan yang tidak sepaham dengan kaidah yang sudah mapan. Padahal kemapanan ini pun merupakan hasil dari kreasi dan definisi yang mereka ciptakan sendiri. Dan padahal juga, yang menciptakan Islam ini bukan MUI.
Lalu siapakah yang sesat ? Jangan-jangan kita sendiri yang sesat. Bukankah Jalan Kebenaran itu punya Allah ? Seperti apa sih jalan kebenaran itu ? Apakah seperti yang selama ini kita definisikan ?
Wallahu a'lam....



Salah satu faktor penting dalam penelusuran jalan kebenaran adalah pemahaman kita terhadap apa itu wahyu. Karena benar atau tidaknya jalan yang kita lalui tergantung sekali kepada informasi dari Allah SWT, apalagi jalan lurus yang dimaksudkan tersebut bukan dalam dimensi ruang, namun dalam dimensi waktu KE HARI DEPAN, KE HARI AKHIR.

Sama sekali tanpa bermaksud membela Alqiyadah Al Islamiyah (karena saya bukan pengikutnya), kajian ini mencoba memaparkan secara objektif tentang pengertian wahyu dan efek kesalahan pemahamannya. Untuk selengkapnya, silakan klik link berikut untuk mendownload file pdf nya.

Download Artikel

Rabu, 03 Juni 2009

Partai Bulan Bintang (PBB) ingin tanggalkan Pancasila dan mendirikan Syariat Islam
Surat terbuka untuk Ketua Dewan Syuro PBB
Sdr.Yusril Izha Mahendra

” Negara kita sudah 63 tahun merdeka dan sampai saat ini kita mengunakan dasar Negara Pancasila, tetapi sampai saat ini korupsi, pembunuhan dimana-mana, .. mbok berikan kesempatan kami (PBB) untuk mendirikan syariat Islam, jika gagal gantikan lagi dengan Pancasila atau yg lainnya”.

Demikian pernyataan tegas dan jelas yang disampaikan oleh salah satu anggota partai anda, Partai Bulan Bintang pada saat acara debat di salah satu media televisi nasional kita beberapa hari lalu, saya katakan anggota PBB karena pada saat itu dia terlihat paling rapi dengan mengunakan jaket kebesaran partainya.


Setelah pernyataan itu keluar dari anggota partainya, Sdr.Yusril Izha Mahendra (Ketua Dewan Syuro PBB) secepatnya menangkis dan mengatakan bahwa antara elite dan massa itu biasa, saya kira apa yang dipikirkan Gus Dur juga bisa beda pendapat dengan apa yang dipahami oleh orang awam.

Kesenjangan pikiran antara pemimpin dan massanya memang ada, dan biasa terjadi. Hanya saja kesenjangan pikiran antara anda,Yusril Izha Mahendra selaku calon presiden dari Partai Bulan Bintang dengan massa pendukungannya yang tercermin dalam acara debat tersebut merupakan hal yang luar biasa. Luar biasa, karena saya yakin apa yang dikatakan sebagai massa oleh anda bukanlah massa biasa, bagaimana bisa seorang Yusri Izha Mahendra yang pintar dan cerdas dalam acara debat yang disiarkan secara langsung dan disaksikan oleh jutaan rakyat Indonesia datang ke acara itu hanya ditemani oleh massa biasa (pengembira) bukan oleh orang-orang yang termasuk pentolan dalam partainya (orang yang setidaknya paham akan misi dan visi partainya, seperti yang diutarakan olehnya sepanjang debat itu).

Bang Yusril, menurut saya bukan hal yang biasa jika seseorang berani secara terbuka dan terang-terangan mengatakan dengan tegas dan jelas ingin menggantikan Pancasila sebagai Dasar Negara kita. Bukankah ini merupakan tindakan makar, tindakan yang dapat dikatakan sebagai tindakan yang mengkhianati bangsa dan negaranya?. Apakah para pemimpin partai politik anda berani bertanggung jawab dan berani mengatakan secara tegas dan jelas bahwa ada kesalahan yang dilakukan dalam hal mengajarkan dan menanamkan nilai-nilai universal dalam Pancasila yang menurut Ki Hajar Dewantara merupakan “Sari Pati Budaya Nusantara” terhadap anggota partai anda selama ini?.

Saya yakin bang Yusril adalah sosok seorang negarawan dan seorang pemikir yang cerdas, dengan melihat dan mendengar secara langsung pernyataan yang disampaikan oleh salah satu anggota partai anda, semoga hal ini dapat membuka hati anda untuk menyadari bahwa didalam tubuh partai anda sendiri saja masih terjadi carut-marut pemahaman visi dan misi syariat Islam (menurut pemahaman anda) yang akan partai anda perjuangkan. Semoga carut marut itu dapat anda atasi dan tidak segera anda sebarkan kepada kami, rakyat Indonesia terlepas dari apapun suku, ras dan agama kami. Indonesia Jaya!.

Salam Indonesia,


Kamis, 28 Mei 2009

AS Menghukum 65 Tahun Pemimpin Organisasi Pendanaan Hamas


Image
Persidangan politik yang tidak adil
Texas – "Hukuman ini hendaknya menjadi peringatan keras bagi siapa saja yang dengan sadar menyediakan bantuan finansial kepada para teroris dengan dalih bantuan kemanusiaan," kata David Kris, wakil jaksa agung AS untuk keamanan nasional seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (28/5/2009).


Dua pemimpin yayasan amal di AS dihukum 65 tahun penjara karena mendukung militan Hamas Palestina. Dewan juri menyatakan kedua pemimpin badan amal tersebut bersalah atas 108 dakwaan menyediakan dukungan materi ke para teroris, pencucian uang dan penggelapan pajak.

Kedua orang yang divonis 65 tahun penjara itu adalah kepala eksekutif Shukri Abu Baker, yang saudara laki-lakinya, Jamal Issa merupakan kepala operasi Hamas di Yaman.

Yayasan yang mereka pimpin, Holy Land Foundation yang berbasis di Texas, pernah menjadi badan amal muslim terbesar di AS

Ketua dan wakil pendiri Ghassan Elashi juga menerima vonis hukuman 65 tahun penjara. Dia merupakan kerabat pemimpin politik Hamas Mousa Abu Marzook. Elashi mengklaim dirinya tidak bersalah atas semua dakwaan. Menurutnya, kasus ini merupakan "Persidangan politik yang tidak adil."

Selain kedua orang itu, dua pemimpin Holy Land lainnya juga dijatuhi hukuman penjara 15 tahun dan seorang lagi divonis 20 tahun penjara. Mereka semua didakwa telah menyalurkan dana lebih dari US$ 12 juta untuk Hamas.

Di AS, Ini merupakan kasus pendanaan teroris terbesar sepanjang sejarah AS.

Iran Menindak Tegas Facebook


Facebook sudah berdiri sejak tahun 2004, tapi terutama populer sejak kemenangan Barack Obama dalam pilpres Amerika Serikat

Perro de Jong

Iran mencabut larangan jejaring sosial Facebook. Akhir pekan silam, otoritas negeri Islam itu memblokir situs jaringan sosial populer ini. Bagi rezim yang suka mengambil tindakan keras, situs-situs seperti Facebook relatif mudah dijadikan sasaran.

Facebook sudah berdiri sejak tahun 2004, tapi terutama populer sejak kemenangan Barack Obama dalam pilpres Amerika Serikat. Berkat Facebook dan jaringan sosial serupa, Obama bisa langsung menyapa pemilih Amerika, kata pakar internet dan kolumnis Vincent Everts.

Obama misalnya berhasil mengumpulkan lebih banyak dana ketimbang pesaingnya yang lebih kaya.

Tempat berkumpul

Menurut Everts jaringan sosial kini menjadi semacam tempat berkumpul digital. Orang bisa bersama membahas hal-hal yang dianggap penting. Gossip terbaru, tapi juga isu-isu politik.

Bahwa hal ini tidak bisa diterima semua orang, terbukti di Kolombia. Pihak berwenang memperingatkan bahwa kelompok-kelompok bersenjata menyalahgunakan Facebook untuk mengumpulkan informasi tentang orang-orang yang bisa menjadi sasaran penculikan.

Sementara itu di Indonesia, sekitar 700 ulama berusaha mengatur penggunaan Facebook melalui "fatwa". Menurut para ulama ini tindakan tersebut perlu diambil karena Facebook disalahgunakan untuk tujuan pornografi dan perbuatan-perbuatan maksiat lainnya.

Pemilu

Juga pihak berwenang Iran semula mempermasalahkan Facebook di segi moral. Karena itu, situs tersebut diblokir hingga awal tahun ini. Tapi setelah tindakan itu dicabut, lebih dari 150 ribu warga Iran langsung menjadi anggota.

Kembali diblokirnya Facebook akhir pekan silam, tidak ada kaitannya dengan alasan moral, ujar seorang warga Iran yang bekerja bagi organisasi bantuan di London.

"Dalam beberapa pekan mendatang, Iran menggelar pemilu. Jadi orang berusaha mencari-cari informasi tentang para calon. Terutama tentang Mousavi dan kampanyenya. Jadi mungkin inilah alasan mengapa Facebook kembali diblokir."

Kampanye Mousavi yang dikenal pendukung reformasi, secara sistematis tidak tidak disorot media Iran. Itu mengapa ia kemudian lari ke situs populer Facebook.

Kelemahan

Tapi menurut pakar internet Vincent Everts, jika dibanding dengan penyebaran teks-teks kritis misalnya, jangkauan luas jaringan-jaringan sosial ini sekaligus kelemahan mereka.

"Jika orang bilang, saya menentang ini dengan alasan ini, maka artikel itu langsung dikopi di 40 sampai 50 blog. Pemerintah sulit sekali menghentikan perkembangan itu. Tapi tempat anda dan teman-teman anda bisa berdiskusi tentang pelbagai hal yang anda anggap penting, tempat itu sangat sedikit."

Kalau rezim menutup situs tersebut, sangat sulit berpindah ke situs lain, katanya. "Tidak mudah untuk mengkopi seluruh data sahabat-sahabat anda ke situs lain itu."

Tindakan keras

Tapi, kata Everts, Iran belum begitu tahu segala seluk-beluk sensor diktatorial.

"Cina tidak langsung memblokir Facebook, tapi misalnya menutup hanya satu halaman saja yang memuat profil orang bersangkutan. Atau hanya halaman yang berisi kata-kata tertentu. Kalau memblokir seluruh Facebook, yang juga dipakai untuk mendownload musik atau urusan keluarga, maka itu tindakan sangat kasar."

Rezim Iran tahu pentingnya Facebook, ujarnya, tapi mereka belum tahu bagaimana harus menghadapi perkembangan ini, seperti yang dilakukan Cina. Iran memilih bertindak keras.

Pintu belakang

Menurut staf Iran yang tinggal di London, yang tidak ingin disebut namanya, penerapan metoda-metoda primitif macam itu punya satu keuntungan: sangat mudah dihindar.

Ketika Facebook resmi diblokir, kabar dari tanah airnya tetap beraliran masuk, sama seperti sebelum ditutup, katanya. Baru ketika keluarga dan kenalannya di Iran mulai mengirimnya instruksi bagaimana bisa masuk Facebook melalui cara lain, ia tahu ada sesuatu yang tidak beres di sana.

Tidak jelas apakah pintu belakang itu mungkin menjadi alasan mengapa Teheran, setelah satu setengah pekan, mencabut larangan Facebook.(rnw)

blogger templates | Make Money Online